Dari Mana Pengembangan Budaya Organisasi Dimulai?

Pertanyaan terpenting di sini adalah: apakah pengenalan akan budaya yang telah berkembang di organisasi itu sendiri telah ada sebelum penentuan sebuah budaya baru?

Pengembangan budaya organisasi sering mendapat sorotan sewaktu sebuah organisasi mulai membesar, atau pun juga sebaliknya, sewaktu organisasi mengalami hambatan yang berulang-ulang dalam perkembangannya. Di saat yang sama, tersedia begitu banyak teori, pandangan, dan sistem yang dapat diakses dan ditawarkan sehubungan dengan pengembangan budaya organisasi. Karena kemudahan untuk mengakses berbagai informasi dan pilihan tersebut, ada tendensi untuk terlalu terburu-buru dalam menentukan pendekatan dan strategi dalam pengembangan budaya organisasi.

Bila kita perhatikan, Sebagian besar alasan kenapa sebuah organisasi dapat berkembang dan menjadi besar adalah karena adanya kerjasama sebagian atau keseluruhan individu yang ada di dalamnya. Perkembangan tersebut dimulai pada tiap-tiap individu terlebih dahulu dikarenakan adanya kebutuhan untuk memberikan hasil yang lebih baik, baik bagi dirinya sendiri atau pun untuk organisasinya. Kemudian, demi mencapai tujuan-tujuan bersama organisasi, tiap individu itu bekerjasama dan berkomunikasi. keseluruhan inilah proses tumbuhnya Budaya Organisasi organik di dalam sebuah organisasi.

Kebudayaan organik ini perlu diamati dan dipahami terlebih dahulu untuk menjadi dasar strategi pengembangan yang lebih tepat. Karenanya, wawasan yang didapatkan dari hasil pengamatan tersebut juga dapat menghemat begitu banyak energi dan sumber daya. Ini dikarenakan program-program yang diberikan dapat lebih dekat dengan apa yang benar-benar dibutuhkan organisasi dan para individu di dalamnya.

Pengetahuan yang berasal dari berbagai pengalaman dan pengetahuan dari luar organisasi tentunya adalah hal yang dapat bermamfaat dalam penentuan pendekatan, akan tetapi, keterburu-buruan tanpa adanya wawasan dari kenyataan akan keadaan yang ada, adalah arah menuju pemborosan energi serta sumber daya, yang berujung pada kegagalan.