Hubungan Vertikal Bermasalah antara Bawahan dan Atasan
Mari kita berbicara tentang hubungan vertikal yang ada di dalam sebuah organisasi. Sebuah hal yang positif tetapi juga berpotensi menciptakan hambatan yang tak perlu.
Hubungan vertikal di dalam organisasi adalah sesuatu yang mendasari terbentuknya mayoritas organisasi. Hubungan vertikal ini bisa berupa hubungan yang bersifat hierarki antara bawahan dan atasan struktural atau pun antara para pelaksana dan penanggung jawab dalam sebuah proyek. Hubungan vertikal ini dibangun untuk memastikan adanya jenjang pengurusan agar berbagai hal dapat dijalankan dengan terarah dan pada saat yang sama memudahkan terjadinya pengawasan. Ini adalah manfaat dari hubungan vertikal.
Akan tetapi, perlu juga adanya pemahaman bahwa hubungan vertikal ini sejatinya adalah hubungan yang bersifat fungsional dan–perlu diingat pula–situasional, sehingga tak terpisahkan dari batasan-batasan waktu, dan ruang.
Hubungan tersebut bersifat fungsional karena memang dibentuk untuk memberikan fungsi-fungsi khusus agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik, serta mengurangi kompleksitas sehingga pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.
Situasional di sini berarti bahwa hubungan vertikal tersebut hanya berlaku pada situasi tertentu dan tidak bersifat konstan serta tanpa batas. Ini penting menjadi bagian dari pengetahuan dalam penyematan dan penerimaan jabatan agar hubungan tersebut tidak melampaui batasan tersebut.
Waktu dan ruang merupakan indikator pengingat yang baik agar posisi tersebut tidak menjadi eksesif sehingga menjadi penghambat dalam hubungan vertikal atau atasan-bawahan itu sendiri. Perlu diingat di sini, penghambat tidak dimaksudkan hanya merujuk pada akibat-akibat negatif yang timbul, juga pada hilangnya kesempatan tumbuhnya hubungan peran yang cair antara atasan-bawahan, sehingga perkembangan gagasan menjadi kaku dan lebih sulit terjadi.
Apakah Anda telah melampaui batasan-batasan tersebut? Bila jawabannya adalah ‘ya’, maka Anda perlu memperhatikan ketika hal itu kembali berulang hingga tendensi tersebut dapat terkikis. Selamat mengamati diri sendiri.