Peningkatan Semangat SDM
Tak sedikit energi dan sumber daya digunakan dengan harapan meningkatkan semangat para individu di dalam sebuah organisasi. Namun, apakah dalam melakukannya, kita memahami makna ‘semangat’ itu sendiri?
Cara setiap individu memaknai semangat bagi dirinya sendiri tentu dapat berbeda-beda dan juga dapat berubah. Bagaimana setiap orang melihat apa yang dapat meningkatkan semangatnya, juga dapat bervariasi dan menyesuaikan dengan keadaan. Akan tetapi, bila kita memahami sumber dari berbagai pemaknaan semangat tersebut, kita akan menemukan bahwa mereka berakar pada ‘keyakinan’. Karena tanpa adanya keyakinan, semangat yang timbul cenderung bersifat impulsif dan berjangka waktu pendek. Dan kita, tanpa sadar banyak menghabiskan energi dan sumber daya demi mendukung sesuatu yang bersifat impulsif ini.
Keyakinan yang dapat menunjang semangat adalah keyakinan yang berasal dari ‘pengetahuan’. Beberapa pengetahuan yang penting: pengetahuan akan keadaan perusahaan; pengetahuan akan adanya dukungan dan ruang untuk melaksanakan tugasnya dengan baik; pengetahuan akan adanya kemampuan; pengetahuan akan imbalan; dan pengetahuan akan batasan dan fungsi kerja. Bila setiap individu memiliki pengetahuan-pengetahuan tersebut dan juga pengetahuan yang berhubungan dan pendukung lainnya, maka keyakinan yang tepat dapat tumbuh, yang secara organik akan mempengaruhi timbulnya semangat. Semangat seperti inilah yang dapat berkelanjutan dan perlu ditumbuhkan secara terus-menerus tanpa henti.
Bila kita memahami makna dari semangat tersebut, maka pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan selalu tepat sasaran. Sebaliknya, pemborosan sumber daya dan energi dapat terjadi bila tidak ada pemahaman tentang hal ini. Karena itu, observasi akan pengetahuan pada setiap individu menjadi kunci. Observasi ini perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan alur informasi yang membentuk pengetahuan-pengetahuan tersebut baik dan benar. Inilah tantangan sebenarnya sebelum merancang program pengembangan semangat SDM. Ini juga menjadi alasan kenapa perusahaan-perusahaan yang memperhatikan SDM-nya dengan baik cenderung memiliki arus penggantian karyawan yang rendah.