pentingnya memahami makna dan batasan peran dalam organisasi

hubungan peran dapat menjadi hubungan yang kompleks karena berhubungan erat dengan hubungan struktural. hubungan struktural tersebut dapat menjadi tempat tercampuraduknya kerumitan hubungan antar-individu dengan fungsi dan peran masing-masingnya. kerumitan hubungan ini, walau sering tak kasat mata, menjadi alasan mengapa fungsi-fungsi yang seharusnya tidak berjalan dengan semestinya.

sumber daya manusia, terutama perannya di dalam sebuah organisasi merupakan salah satu faktor paling krusial di dalam organisasi. peran-peran para individu tersebutlah yang menentukan pergerakan yang terjadi baik di internal ataupun eksternal organisasi. sewaktu peran tersebut terganggu oleh hal-hal yang tidak berhubungan dengan fungsinya, tentu saja produktifitasnya menurun. ini juga dapat membuat individu tersebut tenggelam pada kesibukan-kesibukan yang tak tak relevan. ini tentunya adalah sebuah pemborosan sumber daya manusia yang tidak perlu.

kerumitan tersebut bila tidak terdeteksi berimbas pada waktu yang terbuang yang semestinya dapat digunakan dan berpengaruh positif dalam berjalannya organisasi. waktu adalah investasi terbesar bagi sebuah organisasi karena berhubungan dengan pemenuhan komitmen kepada pihak eksternal organisasi. waktu juga menjadi patokan berjalannya berbagai proses-proses yang berhubungan dengan target internal. terganggunya waktu akan mengakibatkan berbagai inefisiensi pada kedua hal tersebut. sesuatu yang sebenarnya cukup umum dan laten terus terjadi di dalam sebuah organisasi.

pada dasarnya seluruh kerumitan tersebut tidak perlu terjadi bila setiap individu benar-benar memahami apa yang dimaknai dengan peran. peran dapat berupa struktur jabatan sebagai atasan atau bawahan, pemilik atau karyawan, ataupun sesama kolega. tak lebih dari itu, dan keseluruhan ini adalah peran-peran yang terbentuk sewaktu sebuah organisasi terbentuk. perpaduan peran-peran tersebutlah yang merupakan bentuk dasar sebuah organisasi.

bila tidak ada pemahaman tersebut, maka peran tersebut dapat menjadi terlalu ‘melekat’ sehingga memunculkan ekses-ekses yang tidak perlu. batasan waktu peran dapat menjadi kabur dan jabatan menjadi sesuatu yang melekat tanpa batas. kekuatan yang tak terhindarkan muncul dalam hubungan tersebut juga dapat menjadi sesuatu yang membentuk pelanggaran-pelanggaran peran yang keluar dari fungsi sejatinya. fungsi sejati itu adalah saling melengkapi dalam menghadapi proses di dalam organisasi baik internal maupun eksternal.

karena hal ini adalah sesuatu yang dapat terbentuk dengan mudah pada setiap individu, maka perhatian akan hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing. tanggung jawab tersebut dimulai dari memahami fungsi yang melekat pada peran tersebut beserta batasan-batasan profesionalnya. ini tak hanya berpengaruh pada kesehatan organisasi, tapi secara luas berpengaruh pada kesehatan mental para individunya di dalamnya.

Jhonsen Lai